Rezim Kim Jong-un Dituding Sembunyikan 13 Pangkalan Rudal Korut

Rabu, 14 November 2018 - 00:48 WIB
Rezim Kim Jong-un Dituding Sembunyikan 13 Pangkalan Rudal Korut
Rezim Kim Jong-un Dituding Sembunyikan 13 Pangkalan Rudal Korut
A A A
WASHINGTON - Rezim Kim Jong-un dituduh tetap menjalankan program rudal balistik. Bahkan, rezim tersebut menyembunyikan 13 pangkalan misil di lokasi-lokasi terpencil.

Tudingan itu muncul dalam laporan terbaru Center for Strategic and International Studies (CSIS), sebuah lembaga think-tank yang berbasis di Amerika Serikat (AS).

Berdasarkan gambar-gambar satelit yang dianalisis oleh CSIS, 13 dari dugaan 20 pangkalan rudal berada di tempat tersembunyi. Sebagian besar tersebar di daerah pegunungan terpencil di Korea Utara.

"Basis operasi rudal balistik kecil, tersebar di seluruh negeri, dan, dengan beberapa pengecualian, terletak di lembah gunung sempit," bunyi laporan CSIS.

Kendati demikian, laporan CSIS yang dilansir hari Senin tersebut tidak bisa diverifikasi secara independen. Terlebih, pemerintah Pyongyang sangat merahasiakan program persenjataan mereka.

Temuan yang dilaporkan tersebut menimbulkan keraguan baru atas pernyataan Presiden AS Donald Trump bahwa ada kemajuan "luar biasa" yang dibuat dalam pembicaraan antara Washington dengan Pyongyang.

Trump telah memuji pertemuan puncak dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un pada bulan Juni di Singapura. Pertemuan itu telah membuka jalan untuk denuklirisasi di semenanjung Korea.

Sejak pertemuan itu, Korea Utara telah menghentikan uji coba senjata nuklir dan rudal. Pyongyang juga membongkar tempat uji coba rudal.

"Pembongkaran fasilitas peluncuran satelit Sohae Korea Utara, pada saat mendapatkan banyak perhatian media, telah mengaburkan ancaman militer terhadap pasukan AS dan Korea Selatan dari basis rudal balistik yang tidak dideklarasikan ini," imbuh laporan CSIS, seperti dikutip Al Jazeera, Selasa (13/11/2018).

"Pangkalan operasi rudal ini, yang dapat digunakan untuk semua kelas rudal balistik dari rudal balistik jarak pendek (SRBM) hingga dan termasuk rudal balistik antarbenua (ICBM), mungkin harus tunduk pada deklarasi, verifikasi, dan pembongkaran di kesepakatan denuklirisasi final dan sepenuhnya dapat diverifikasi," lanjut laporan tersebut.

Menurut Mark Fitzpatrick, dari International Institute for Strategic Studies, temuan itu tidak mengejutkan.

"Korea Utara mengatakan pada awal tahun bahwa mereka akan melanjutkan produksi misil dan senjata nuklirnya, dan apa yang kami miliki di sini adalah lebih dari selusin tempat pengembangan dan produksi rudal," kata Fitzpatrick kepada Al Jazeera.

"Saya yakin badan-badan intelijen AS sudah memiliki ide yang bagus tentang situs-situs ini, dan sekarang kita semua juga memiliki gagasan yang lebih baik tentang apa yang sedang terjadi," ujarnya.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5825 seconds (0.1#10.140)